Kamis, 16 Agustus 2012

Butet Manurung, Kartini masa kini




Wanita berdarah Batak kelahiran Jakarta, 21 Februari 1972. Butet berasal dari keluarga berada, ayahnya bernama Victor Manurung. Masa kecilnya dihabiskan di negeri Belanda. Sejak kecil, Butet diajarkan untuk mencintai alamdan peduli kepada sesama.Wajahnya sempat familiar dan menjadi bahan perbincangan orang, wajahnya pernah terpampang di Majalah "Time Asia". Hebat !! Butet adalah sosok wanita hebat yang bisa masuk dan menjadi tokoh yang dibahas di Dunia Internasional, butet seorang wanita hebat yang mau masuk ke pedalaman hutan untuk menjadi guru bagi anak-anak primitif yang sebelumnya tak pernah mengenyam bangku sekolah.

Butet Manurung banyak menuai penghargaan yang luar biasa. Wanita yang aktif mengelola yayasan SOKOLA, yang didirikan sejak tahun 2003 itu memang pantas menyandang semua penghargaan yang diterimanya. Butet adalah wanita pejuang yang memang benar-benar berusaha mewujudkan impiannya menjalani profesi sebagai guru di hutan pedalaman. Dimana banyak orang yang menganggap dan hanya memandang sebelah mata tentang anak-anak pedalaman yang dianggap bodoh dan tidak berpendidikan.



Butet tidak mengajar di ruang ber-AC seperti tenaga pendidik lainnya, dengan meja dan kursi yang nyaman lengkap dengan alat tegnologi (sebut komputer atau lep top) yang canggih yang siap dihubungkan dengan koneksi internet. Butet hanya duduk di atas pohon yang sudah tumbang, dengan kesegaran udara alam liar. Butet mengajar dengan hanya berbekal buku sederhana yang mungkin sudah dibuang di kota. Butet juga pernah mengalami penolakan oleh suku Rimba yang akan diajarnya. Suku Rimba adalah orang-orang primitif yang masih percaya pada adat dan kebudayaan. sehingga suku Rimba sulit untuk menerima pendidikan.



Apa yang dilakukan Butet memang jauh dari publikasi, mengabdi dengan hati di tengah belantara rimba memang bukanlah untuk mencari popularitas juga balas jasa, sebuah pengabdian yang tulus untuk membuka mata anak-anak rimba yang terpencil, jauh dari dunia pendidikan. Sungguh tak dapat dibayangkan betapa susahnya masuk ke dunia anak-anak rimba. Namun, itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi Butet karena usahanya, banyak anak rimba yang kini sudah bisa membaca dan menulis.



Banyak yang menganggap aneh terhadap apa yang dilakukan Butet selama ini. Jarang sekali orang dari kalangan mampu yang mau mengapdikan hidupnya demi dunia pendidikan anak-anaka rimba. Empat tahun Butet memasuki daerah rimba dan Butet kembali ke Ibu kota dengan membawa senyum kebahagiaan dan kepuasan tersendiri baginya dan banyak menginspirasi para relawan-relawan yang kini mau bergabung di Yayasannya dan sampai saat ini Butet masih tetap mneruskan perjuangnnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Bagaimanapun anak-anak rimba adalah generasi muda penerus bangsa yang berhak mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.

"Habis gelap, Terbitlah terang" seperti yang dituliskan RA. Kartini. tulisan itu benar-benar menginspirasi kartini-kartini baru Indonesia, banyak sekali muncul pahlawan-pahlawan pendidikan baru dan salah satunya adalah Saur Marlina Manurung atau yang biasa dikenal Butet Manurung. Butet, seorang wanita pendidik anak-anak "Suku Anak Dalam" (orang rimba yang hidup di hutan Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi).

 


Semoga apa yang telah dilakukan Butet dapat menginspirasi orang-orang yang ada dalam dunia pendidikan, khususnya bagi para wanita Indonesia yang mempunyai keinginan untuk mencerdaskan bangsa serta mengabdikan diri pada dunia terbelakang yang masih membutuhkan pendidikan.





Sumber :
http://www.vemale.com/inspiring/people-we-love/3912-butet-manurung--gak-keren-mati-tanpa-dikenang-html


education.Kompas/2011/05/02/sekolah-rimba-butet-manurung/

1 komentar:

  1. Mana ada Kartini kayak begitu? Kartini kan hanya di dalam rumah dipingit dan dia hanya menulis surat-surat kepada teman korespondennya, sehingga jauh berbeda dengan Butet Manurung yang justru pergi ke hutan lepas untuk mengajar anak-anak suku anak dalam yang ada di hutan itu. Jadi, sedikit pun tidak ada persamaannya dengan Kartini. Silahkan juga membaca tulisan saya yang berjudul: "WANITA LUAR BIASA DALAM LINTASAN SEJARAH INDONESIA" http://sopopanisioan.blogspot.com/2014/04/wanita-luar-biasa-dalam-lintasan.html

    BalasHapus