Kamis, 16 Agustus 2012

"DYSLEXIA" itu bukan "IDIOT"



Dyslexia adalah suatu kelainan yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Ada dua macam dyslexia, yaitu:
  1. Developmental dyslexia (dyslexia bawaan dari lahir, karena faktor genetik atau keturunan). penyandang dyslexia tipe ini sangat sulit untuk disembuhkan.
  2. Acquired dyslexia (dyslexia yang terjadi karena faktor luar). Pada kasus ini, awalnya penyandang dyslexia adalah normal. Namun, karena adanya cidera pada otak sebelah kiri yang menyebabkan terjadinya dyslexia. Penyandang dyslexia jenis ini dapat disembuhkan dengan adanya terapi.
Banyak penelitian menyebutkan bahwa 70 % penyebab utama dyslexia adalah keturunan, sisanya adalah faktor luar.

Beberapa perbedaan otak anak normal dengan anak penyandang dyslexia, antara lain :
  • Otak anak dyslexia tidak menunjukkan asimetri pada pusat berbahasa di otak (antara otak kiri dan otak kanan sama saja). Sedangkan pada anak normal, daerah temporal di otak kiri lebih besar dibanding dengan otak kanan.
  • Pada anak dyslexia terdapat ganngguan sel saraf di beberapa daerah otak yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Gangguan syaraf ini sudah ada sejak anak masih dalam kandungan.



Ada beberapa masalah yang sering dialami para penyandang dyslexia, antara lain :
  1. Masalah Fonologi (dalam hal ini adalah hubungan sistematik anatara huruf dan bunyi, misalnya sulit membedakan antara "paku" dan "palu".
  2. Masalah mengingat perkataan
  3. Masalah menyusun yang sistematis dan berurutan
  4. Masalah ingatan jangka pendek
  5. Masalah pemahaman sintaks (kebingungan memahami tata bahasa, terutama dalam waktu yang bersamaan mereka menggunakan dua bahasa yang memiliki tata bahasa yang berbeda).
Sampai saat ini tidak ada pengobatan secara medis untuk penyandang dyslexia. Hanya ada beberapa terapi yang ditujukan untuk mengatasi belajar yang spesifik, dan sangat individual. Kemudian dilakukan perubahan dan lingkungan serta cara belajar  untuk membantu anak secara khusus.

Harus diingat bahwa anak penyadang dyslexia sering menunjukkan kemampuan yang luar biasa, misalnya sangat inovatif, memcahkan masalah dengan sangat baik, kreatif dan berfikir lateral. Banyak tokoh dunia yang sukses dan diketahui ternyata mereka mengidap dyslexia. Diantara tokoh-tokoh tersebut yaitu :


  • Albert Einstein - (14 Maret 1879 - 18 April 1955) - Menjadi salah satu pemikir yang paling penting dan terbesar. Albert Einstein pada abad kemudian diketahui menderita dyslexia karena memori buruk dan kegagalan konstan untuk mengingat hal-hal sederhana.



  • Alexander Graham Bell - (3 Maret 1847 - 2 Agustus 1922) - Alesander dikenal sebagai penemu telepon, sebenarnya Alexander mencoba untuk menemukan sebuah alat yang bisa digunakan untuk orang tuli agar bisa mendengar. Alexander diketahui telah menyandang dyslexia sejak sedoklah dasar, Namun ia selalu beminat pada pelajaran khususnya Biologi.



  • Leonardo Da Vinci - (15 April 1452 - 2 Mei 1519) - Leonardo adalah seorang ilmuwan, matematikawan, insinyur, penemu, ahli anatomi, pelukis, pematung, arsitek, ahli botani, musisi, dan penulis. Leonardo juga termasuk penyandang dyslexia. Leonardo banyak menulis catatannya secara mundur.

  • Thomas Alva Edison - (11 Februari 1847 - 18 Oktober 1931) adalah seorang penemu Amerika asal Belanda dan pengusaha yang mengembangkan banyak perangkat yang sangat mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia, termasuk fonograf dan bola lampu lama adalah penemuannya. Thomas juga sebagai penyandang dyslexia, karena ia sangat kesulitan pada pelajaran di sekolahnya.


sumber :


Butet Manurung, Kartini masa kini




Wanita berdarah Batak kelahiran Jakarta, 21 Februari 1972. Butet berasal dari keluarga berada, ayahnya bernama Victor Manurung. Masa kecilnya dihabiskan di negeri Belanda. Sejak kecil, Butet diajarkan untuk mencintai alamdan peduli kepada sesama.Wajahnya sempat familiar dan menjadi bahan perbincangan orang, wajahnya pernah terpampang di Majalah "Time Asia". Hebat !! Butet adalah sosok wanita hebat yang bisa masuk dan menjadi tokoh yang dibahas di Dunia Internasional, butet seorang wanita hebat yang mau masuk ke pedalaman hutan untuk menjadi guru bagi anak-anak primitif yang sebelumnya tak pernah mengenyam bangku sekolah.

Butet Manurung banyak menuai penghargaan yang luar biasa. Wanita yang aktif mengelola yayasan SOKOLA, yang didirikan sejak tahun 2003 itu memang pantas menyandang semua penghargaan yang diterimanya. Butet adalah wanita pejuang yang memang benar-benar berusaha mewujudkan impiannya menjalani profesi sebagai guru di hutan pedalaman. Dimana banyak orang yang menganggap dan hanya memandang sebelah mata tentang anak-anak pedalaman yang dianggap bodoh dan tidak berpendidikan.



Butet tidak mengajar di ruang ber-AC seperti tenaga pendidik lainnya, dengan meja dan kursi yang nyaman lengkap dengan alat tegnologi (sebut komputer atau lep top) yang canggih yang siap dihubungkan dengan koneksi internet. Butet hanya duduk di atas pohon yang sudah tumbang, dengan kesegaran udara alam liar. Butet mengajar dengan hanya berbekal buku sederhana yang mungkin sudah dibuang di kota. Butet juga pernah mengalami penolakan oleh suku Rimba yang akan diajarnya. Suku Rimba adalah orang-orang primitif yang masih percaya pada adat dan kebudayaan. sehingga suku Rimba sulit untuk menerima pendidikan.



Apa yang dilakukan Butet memang jauh dari publikasi, mengabdi dengan hati di tengah belantara rimba memang bukanlah untuk mencari popularitas juga balas jasa, sebuah pengabdian yang tulus untuk membuka mata anak-anak rimba yang terpencil, jauh dari dunia pendidikan. Sungguh tak dapat dibayangkan betapa susahnya masuk ke dunia anak-anak rimba. Namun, itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi Butet karena usahanya, banyak anak rimba yang kini sudah bisa membaca dan menulis.



Banyak yang menganggap aneh terhadap apa yang dilakukan Butet selama ini. Jarang sekali orang dari kalangan mampu yang mau mengapdikan hidupnya demi dunia pendidikan anak-anaka rimba. Empat tahun Butet memasuki daerah rimba dan Butet kembali ke Ibu kota dengan membawa senyum kebahagiaan dan kepuasan tersendiri baginya dan banyak menginspirasi para relawan-relawan yang kini mau bergabung di Yayasannya dan sampai saat ini Butet masih tetap mneruskan perjuangnnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Bagaimanapun anak-anak rimba adalah generasi muda penerus bangsa yang berhak mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.

"Habis gelap, Terbitlah terang" seperti yang dituliskan RA. Kartini. tulisan itu benar-benar menginspirasi kartini-kartini baru Indonesia, banyak sekali muncul pahlawan-pahlawan pendidikan baru dan salah satunya adalah Saur Marlina Manurung atau yang biasa dikenal Butet Manurung. Butet, seorang wanita pendidik anak-anak "Suku Anak Dalam" (orang rimba yang hidup di hutan Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi).

 


Semoga apa yang telah dilakukan Butet dapat menginspirasi orang-orang yang ada dalam dunia pendidikan, khususnya bagi para wanita Indonesia yang mempunyai keinginan untuk mencerdaskan bangsa serta mengabdikan diri pada dunia terbelakang yang masih membutuhkan pendidikan.





Sumber :
http://www.vemale.com/inspiring/people-we-love/3912-butet-manurung--gak-keren-mati-tanpa-dikenang-html


education.Kompas/2011/05/02/sekolah-rimba-butet-manurung/